Jumat, 21 Januari 2011

PSSI Harus Memiliki Pemimpin Baru

Permintaan suporter Indonesia agar Ketua Umum PSSI Nurdin Halid mengundurkan diri dari jabatannya harus segera ditindaklanjuti. Sudah saatnya PSSI dipimpin oleh orang baru yang bersih dan benar-benar memperhatikan sepak bola.

Desakkan agar Nurdin mundur kembali mencuat saat pertemuan kedua final AFF Suzuki Cup 2010, Rabu (29/12). Ratusan ribu penonton di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, meneriakkan Nurdin Mundur, Nurdin Mundur karena Indonesia kembali mengalami paceklik gelar sejak dipimpin oleh politisi Partai Golkar itu.

“Itu merupakan permintaan masyarakat yang sangat rindu melihat tim nasional berprestasi. Prestasi itu bisa datang jika PSSI dipimpin oleh orang yang bersih dan memperhatikan sepak bola,” kata Manajer Persibo Bojonegoro Taufiq Riesnendar saat dihubungi Media Indonesia, Kamis (30/12).

Mantan pemain tim nasonal Indonesia Ricky Yacobi juga melontarkan pernyataan senada. Ia bahkan menyarankan pemerintah kali ini bertindak serius menyikapi permintaan suporter Indonesia. “Untuk menurunkan Nurdin Halid tentu saja harus melewati prosedur. Yang menentukan adalah pemilik hak suara yang berjumlah 108,” ujar Ricky.

“Tetapi, ini sudah satu stadion mendengar. Ada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ada pula Menteri Pemuda dan Olah Raga Andi Mallarangeng. Apa lagi yang harus ditunggu? Ketika itu masyarakat pernah berharap Kongres Sepak Bola (KSN) merekomendasikan kongres luar biasa (kongreslub) PSSI. Tetapi, harapan masyarakat ternyata tidak terwujud di KSN,” imbuhnya.

Lebih jauh Ricky meminta Alfred Riedl tetap dipertahankan hingga masa kontraknya berakhir 16 bulan mendatang. Menurutnya, Riedl merupakan otak di belakang cemerlangnya Pasukan Garuda. “Secara hasil, tim nasional Indonesia sangat membanggakan karena berhasil mencapai final walau dipersiapkan secara singkat,” kata Ricky.

“Berikan kesempatan bagi Riedl untuk melatih timnas hingga kontrak kerjanya berakhir. Ia masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Terus terang saja, timnas kita sebenarnya masih memiliki banyak sekali kekurangan. Lini per lini pun belum solid,” cetusnya.

Ricky juga meminta agar kegagalan kali ini menjadi pelajaran semua pihak terutama PSSI agar tidak cepat berpuas diri. Apalagi, mengeksplotasi timnas dengan mengatakan keberhasilan mencapai final merupakan kerja keras Nurdin Halid dan kawan-kawan.

“Kita belum juara saja sudah ada pihak yang klaim itu merupakan kerja kerasnya. Timnas pun akhirnya larut dalam euforia. Peristiwa ini harus dijadikan pelajaran berharga oleh Indonesia,” cetusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

free counters