Minggu, 12 Juni 2011

Saya Jawa Berdarah ‘Oren’

Ungkapan pertama orang-orang yang Saya temui adalah “Mas ini pasti Orang Jawa ya?”. Saya akui, meskipun sudah hampir 3 tahun hidup di Kota Oren, aksen Jawa masih sangat kental di lidah Saya. Biasanya itu disebut medhok atau ngapak. Saya lahir dan besar di salah satu Desa kecil di Kota Cilacap bagian Barat (Jawa Tengah), kota yang juga penyebab lidah Saya fasih sekali mengucapkan enyong (Saya) dan dhalem (Ya) itu. Kota yang juga mempunyai team Sepakbola yaitu PSCS (Divisi Utama), sebuah team Sepakbola pesisir Selatan Pulau Jawa yang didirikan jauh sebelum Saya lahir (tahun 1970) dengan supporter fanatiknya Laskar Nusakambangan (LANUS). Cilacap juga Kota dimana Saya dulu mempunyai sebuah mimpi, rasanya ingin sekali melihat pertandingan Persija langsung di Stadion. Sebuah team Sepakbola Jakarta yang amat Saya kagumi saat itu (tentu saja sampai sekarang). Alhamdulilah mimpi itu terwujud meskipun terlambat.

Akhir tahun 2009, tahun dimana pertama kali Saya bersama kedua teman Saya menonton pertandingan Persija live di Stadion Gelora Bung Karno, saat itu pertandingan Persija vs Pelita Jaya (20 Des 09) dengan skor akhir seri 1 – 1, meskipun kecewa Macan Kemayoran gagal raih point 3 tetapi Saya bahagia karena terkabulnya mimpi Saya itu ditambah lagi bisa melihat Bambang Pamungkas mencetak gol. Kebahagiaan yang berlipat ganda, bahkan setahun setelahnya Saya bisa bergabung dengan komunitas pecinta Persija dari kalangan pekerja dan profesional yaitu JaKantor Community. Dengan bergabungnya ke dalam komunitas tersebut, Saya banyak belajar menjadi Supporter yang dewasa dan tertib. Meskipun Saya mencintai Cilacap dengan pantai dan keindahan alamnya namun untuk sebuah kecintaan team Sepakbola Saya sudah terlanjur jatuh hati dengan Persija.

Entah apa yang membuat Saya tertarik dengan Persija, Saya bukan asli Jakarta dan tidak hafal history dibalik terbentuknya Persija, dulu mungkin karena Saya suka sekali melihat Bambang Pamungkas bermain bola dan terpesona oleh permainannya yang cantik. Namun jika harus menjelaskan secara detail, maaf kecintaan Saya terhadap Persija memang tidak cukup hanya diungkapkan dengan kata-kata. Entah sampai kapan ‘Darah Oren’ ini akan terus mengalir dalam tubuh Saya, dalam tubuh Perempuan Jawa. Mungkin seperti yang orang-orang (Jakmania) bilang kebanyakan, mencintai Persija Sampai Mati.

We are Loyalis Not Pemanis

Memasuki tahun 2007,sepakbola Indonesia memasuki masa transisi dari tradisional ke semi industri. Titik baliknya adalah ketika Piala Asia 2007, Timnas seakan menjadi magnet bagi masyarakat Indonesia. Memang di partai perdana melawan Bahrain stadion GBK masih terlihat lenggang, namun pada partai kedua barulah terlihat sesak.
Salah satu indikator bahwa sepakbola masuk ke dalam industri yaitu banyaknya perusahaan yang menjadi sponsor dalam event atau terhadap sebuah klub, disamping itu banyak perusahaan menggunakan pemain sepakbola sebagai endorser dalam kegiatan brandingnya. Bisa kita lihat saat itu banyak pemian Timnas yang menjadi endorser di baliho-baliho milik perusahaan sport ternama..

Seperti kita ketahui segmentasi utama penonton sepakbola adalah kaum adam, namun fenomena yang berkembang sejak Piala Asia 2007, sepakbola juga menjadi konsumsi kaum hawa. Terlepas Selain sponsorship, indikatornya adalah perluasan segmentasi konsumen dalam hal ini supporter sepakbola dari faktor apa yang mendorong kaum hawa datang ke stadion, namun kita patut memberikan apresiasi karena sepakbola nasional mengalami transisi ke arah yang lebih baik.
Lalu apa hubungannya dengan Persija dan Jak Mania. Permainan ciamik Bambang Pamungkas ketika Piala Asia 2007 merupakan salah satu faktor yang membuat semakin bertambahnya deretan Jak Angel. Hal ini juga diperkuat oleh brand personality Bambang Pamungkas yang bisa menempatkan dirinya sebagai atlit dan publik figure, sehingga membuat banyak wanita khususnya ABG menjadi terkagum dan ingin melihat sosok BP lebih dekat, yaitu dengan menonton Persija. Namun bila membuka buku catatan harian Jakmania, eksistensi Jak Angel sudah terlihat sejak Jakmania berdiri. Bahkan menurut Saya regenerasi Jak Angel sudah berjalan dengan baik karena mereka datang silih berganti.

Suatu hari,tepatnya hari minggu beberapa tahun yang silam. Di dalam bus mayasari bakti yang berjalan pelan di depan markas Kodam Siliwangi, Saya melihat seorang wanita menangis dan mau pingsan karena syok mendapat serangan dari oknum berbaju biru (bukan tetangga sebelah ya,) dan tidak bisa menyaksikan Persija berlaga. Di hari itulah Saya melihat eksistensi seorang Jak Angel dan Jak Angel tersebut yaitu Mba Temmy JM. Peristiwa itu terjadi ketika Tour Jakmania ke Bandung tahun 2001 ( Saat itu Jakmania dan *I*I*G belum bertikai)

Beberapa bulan setelah peristiwa itu, di suatu sore, Gw membeli sebuah tabloid olahraga yaitu G.O. Setelah membuka halaman per halaman, Gw mendapati satu halaman full yang berisi foto liputan. Dari beberapa foto tersebut, ada sebuah foto dimana di dalamnya ada seorang wanita yang menggunakan baju kebesaran Jakmania di koa Makasar bersama sang suami dan orang itu adalah Istri Bang Jawil Korwil Cipinang (Mpok Lucy) yang ikut mendukung Persija ke Makassar dalam 8 besar liga Indonesia VII. Oh ya ada juga poto Bang Bapuk lagi masak di depan tenda hehehehe. Beliau juga hadir saat Jakmania hadir di Jalak Harupat beberapa tahun silam dan tentunya bersama suami tercinta yaitu Bang Jawil.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan Tahun berganti Tahun. Pada suatu hari saat Persija berlaga di GBK, Gw melihat sekumpulan anak The Jak pada anteng banget pas lagi istirahat. Ga kaya biasanya yang sibuk nyariin tukang lontong, tukang tahu sampe tukang air, mereka pada anteng makan lontong, dan jajanan kecil lainnya. Perasaan Gw belum ada pengusaha tahu sama bacang yang lewat, tapi kok udah pada makan ya ? Apa pada bawa bekel ? ah gak mungkin orang sebanyak ini banyak bekel yang samaan. Ternyata eh ternyata ada seorang Ibu yang dengan semangatnya membagikan makanan kepada anak-anak The Jak tanpa rasa pamrih. Sejak saat itu Gw baru tahu kalo ada seorang Ibu-ibu yang cinta sama Persija dan juga cinta sama anak-anak The Jak. Ibu itu adalah Mami Jatipadang yang selalu membawa makanan banyak bersama putri-putrinya.

Kini, Gw melihat seorang Jak Angel yang dibilang loyal sama Persija yaitu Nunung Jak Kemayoran. Kalo kebanyakan Jak Angel datang ke stadion untuk melihat bintang idola nya kaya BP, tapi seorang Nung malah memilih untuk membelakangi lapangan hanya demi memimpin temen-temen The Jak.
Ada pepatah mengatakan “Kesuksesan Lelaki Tidak Bisa Dilepaskan dari Wanita Yang Ada Di Belakangnya” Kadang Gw melihat ungkapan itu adakalanya benar. Kehadiran Jak Angel bisa menjadi pengontrol atau penyemangat tersendiri bagi seorang Jak Mania. Contohnya Bolenk Barrabravas Manggarai. Sejak kenal yang namanya Cewek, dia mengalami perubahan ke arah yang lebih positif misalnya kagak berantem, bisa ngontrol diri saat nonton Persija. Hal itu tidak lepas dari peran seorang Jak Angel yang bernama Ibeth Gendut.

Seperti yang Gw bilang di atas Jak Angel datang silih berganti. Saking banyaknya Gw lupa nama, bukannya mau ngelupain ya .Masih banyak yang belum kesebut atau belum diceritakan seperti Yanti, Dina dan Risty Tongkang, Detri dan Mba Katrine serta dayang-dayang Jati Padang, Mba Antik Kemayoran, Renny Tebet, Bela dan Eka Manggarai, Mba yang dari kalipasir lupa namanya siapa, Yanti Jak Bandung, Hilda, dan yang lainnya. saking banyaknya Gw lupa nama, bukannya mau negelupain ya..

Beberapa kisah di atas hanyalah sepenggal kecil sejarah tentang loyalitas seorang Jak Angel dalam mendukung Persija. Setidaknya dengan membaca cerita di atas Gw berharap temen-temen Jak Angel lainnya khususnya yang biasanya cuma joget di atas metro mini, mejeng dengan baju seksi, mojok sama pacar di bawah pohon dan yang cuma tawaf muterin senayan bisa terketuk hatinya dan menyadari bahwa kalian adalah “LOYALIS BUKAN SEKEDAR PEMANIS BERBAJU ORANGE” .Belajarlah untuk menghargai diri sendiri sehingga orang tidak akan memandang sebelah mata dan kredibilitas sebagai Jak Angel bukan dilihat dari kecantikan atau keseksian, tetapi dari loyalitas.

Tulisan ini hanya curahan pemikiran Gw agar Jak Angel tidak dianggap negative oleh berbagai kalangan. Maaf kalo ada kesalahan dan ada yang kurang berkenan dengan tulisan ini.
*note : tambahan dari Jak Online : Salut untuk Aina Rahma, cewe pertama yang bergabung di Jak Online, yang kemudian diikuti oleh beberapa Jak Angel yang bergabung selanjutnya di Jak Online

Kamus :
Endorser : Bintang Iklan
Transisi : Perubahan
Branding Personaliity : Pencitraan Diri / Penggambaran Diri
Kredibilitas : Kecakapan
Branding : Pencitraan
Segmentasi : Pengelompokkan
free counters