Selasa, 17 Mei 2011

Gaya Bermainnya Cerminan Filosofi Hidupnya (Leo Saputra)

Tak kala hampir semua Jakmania/Pecinta Persija mengidolakan B 20 P, Ismed Sofyan, Greg Nwokolo, tetapi di hati gw ada seorang pemain Persija yang setiap bertanding selalu memunculkan emosi dalam diri gw untuk selalu mensuport nya dari tribun. Seiring dengan berjalan nya waktu semakin lama semakin gw suka terhadap pemain Persija tersebut walaupun diri nya bukan lah pemain bintang tetapi selaku masuk line up pelatih dan bahkan selalu bermain di partai-partai besar yang dihadapi Persija. Gw selalu berteriak untuk diri nya dari tribun sebagai penyemangat untuk terus menjaga sisi kiri pertahan Persija agar tidak bisa di tembus oleh lawan. Apalagi disaat pemain tersebut terjatuh di jegal oleh lawan gw selalu berteriak lantang "LEO bangun..........." Itulah Sang Pemain idola gw Leo 23 Saputra anak pangkal Pinang yang lebih betawi dari orang betawi. Banyak yang bertanya sama gw terutama temen-temen dari Jakantor Community kenapa si lo begitu mengidolai Leo 23 Saputra ? haha...gw cuma bisa tertawa dan tersenyum dan hanya hati gw yang bisa menjawab nya.

Berawal dari tugas pelajaran Bahasa Indonesia untuk murid-murid gw tentang bagaimana caranya mewawancarai tokoh atau idolanya. Terlintas dalam pikiran gw untuk membuat contoh model wawancara buat murid-murid gw, bagaimana kalo Leo 23 Saputra aja yang gw wawancara. Tapi gw berpikir kembali gimana cara nya???

Gw teringat ucapan dari rekan gw Oren Barat,"kalo lo mau ketemu Leo coba hubungi Adzani Alwianto". Ternyata Pucuk di cinta ulam tiba, gw bertemu Adzani di tribun VIP saat partai Persija Vs Persipura. Langsung gw utarakan niat gw tersebut dan alhamdulilah Adzani merespon dengan baik. Maka gw atur janji sama Dzani dan kata nya Leo 23 Saputra bersedia. Gw seneng bukan main. Awal nya Selasa malam tanggal 5 April mau berkunjung ke rumah Leo 23, ternyata esok hari nya Persija akan bertanding melawan Persiwa takut mengganggu waktu istirahat Leo 23 maka Dzani merubah nya menjadi Senin malam tanggal 4 April. Kemudian kami janjian di depan Carrefour Permata Hijau bagda Maghrib. Ternyata bukan gw dan Dzani yang bersiap berangkat ke rumah Leo 23 tetapi rekan Tonank Ari, Hafiz dan Aryz turut menemani perjalan gw dan Dzani. Sebelum nya Dzani sudah menelpon Leo 23, di karenakan Leo 23 harus ada pertemuan dengan pelatih untuk membahas strategi menghadapi pertandingan esok lusa. Kami putuskan makan malam bersama di warung pecel lele di sekitar rumah Leo 23. selesai santap malam kami langsung menuju ke kediaman Leo 23. Dalam benak sempat muncul perasaan ga enak karena Leo 23 belum tiba di rumah masih dalam perjalan dari mes Ragunan. Di rumah hanya ada Mba Dinie istri dari Leo 23 dan putri nya yaitu Cleo dan Quinta. Tak lama berselang pintu di buka oleh Cleo dan Mba Dinie pun turut keluar menyambut kedatangan kami kemudian mempersilahkan masuk. Awal nya gw merasa tak enak hati, karena takut mengganggu waktu istirahat dan privasi Mba Dinie beserta 2 orang putri nya yang cantk dan imut itu. Ternyata semua perasaan gw yang ga enak itu berubah menjadi 180 derajat, hal itu disebabkan karena Mba Dinie begitu wellcome dengan kedatangan gw dan temen2 lainnya.

Dzani yang memang sudah bagaikan keluarga sendiri bagi Leo 23 dan keluarga dengan asik bercanda dengan Cleo dan Quinta. Sambil menunggu Leo 23 dari Ragunan, di isi dengan obrolan ringan kami dengan Mba Dinie seraya menghidangkan makanan dan minuman. Tak lama berselang Leo 23 tiba di rumah beserta Phei dan Mas Dipo.Setelah memasukkan mobilnya kedalam garasi Leo 23 bergegas turun dan menyambut kami yang sudah menunggu.

Tanpa harus istirahat sejenak minimal berganti baju apalagi mandi Leo 23 langsung bergabung dengan kami dan Mba Dinie dalam obrolan ringan malam itu. Leo 23 sudah tau maksud kedatangan kami terutama saya. Tapi gw bilang “ Tar aja Bang wawancara nya…..”. Dimulailah obrolan yang makin lama makin seru ini seputar Persija, karir Leo 23 dan pengalaman-pengalaman nya selama menjadi pemain sepakbola profesional. Di dinding rumah terpampang beberapa foto Leo 23 bersama skuad Persija. Ada satu foto saat Leo masih memperkuat Sriwijaya FC beberapa tahun silam. Yang bikin gw tambah bangga dan salut dalam foto itu di tangan nya tersemat ban kapten Sriwijaya FC pada saat itu. Lalu gw bertanya kepada Leo 23 “ Bang berarti elo kapten ke -3 Persija ya?” Leo menjawab “ Iya kalo BP sama Ismed ga ada”. Sontak kami semua tertawa terbahak. Leo bilang “dulu gw kapten sekarang gw kopral lagi”. Kami tertawa terbahak lagi mendengar jawaban dari Leo 23. Itulah Leo 23 ucapan-ucapan yang terlontar dari mulut selalu ceplas-ceplos penuh tawa dan apa adanya.

Upss hampir gw lupa akan tugas wawancara. Kemudian gw ambil bahan wawancara nya yang memang sudah dipersiapkan dari rumah. Leo 23 menjawab semua wawancara tersebut dengan santai tap serius. Ternyata karir sepakbola profesional nya berawal dari klub Pelita Jaya. Setelah wawancara obrolan pun kembali berlanjut sambil kami menikmati minuman dan makanan yang dihidangkan. Mba Dinie membuatkan jus jambu. Dan pada akhir nya muncul pertanyaan yang menggelitik dari rekan Hafiz kepada Leo 23. “Bang kalo ada tawaran dari Persib giman?”. Leo 23 menjawab dengan ringan, “Kalo Persija masih butuh tenaga gw, gw siap kapan pun buat apa gw main jauh-jauh, tapi kalo Persija udah ga butuh tenaga gw lagi dan ga ada opsi lain apa boleh buat, karena dapur keluarga harus tetap ngebul “. Jawaban yang logis dan masuk akal dari Leo 23, karena selain diri nya masih ada tanggung jawab yang dipikul untuk keluarga. Gaya bermain nya yang simple dan taktis namun lugas mencerminkan filosofi hidupnya yang apa adanya dan ga neko-neko. Leo 23 mengatakan masih banyak pemain yang lebih bagus dari diri nya tapi tak semua bisa bermain di tim besar apalagi tim sebesar Persija, hal itu disebabkan karena faktor nasib. Leo 23 bersyukur kepada Sang Pencipta karena diri nya di berikan nasib dan peruntungan yang baik sehingga bisa menjadi seperti sekarang ini. Itulah sosok pribadi Leo 23 sesungguhnya. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 dan kami pun tak mau menggangu istirahat Leo 23 dan keluarga lebih lama lagi. Sebelum pamit dan pulang Mas Dipo mangajak kami foto bersama. Kesempatan ini ngga gw lewatin begitu aja dan Leo 23 pun dengan senang hati berfoto bersama kami. Alhamdulilah kesampaian juga bertemu dengan pemain idola gw. Terima kasih buat Leo 23 dan Mba Dinie atas waktu dan jamuan nya. Bravo L 23 S….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

free counters