Minggu, 05 Desember 2010

perang sepanduk di GBK,

Piala AFF 2010 yang dilangsungkan di Gelora Bung Karno tak cuma jadi ajang pertempuran empat tim peserta. Di tribun penonton hingga sekitaran stadion terjadi perang spanduk antara yang pro dan kontra dengan Nurdin Halid.

Sejak laga perdana Grup A antara Thailand kontra Malaysia, Rabu (1/12/2010) sore WIB, beberapa spanduk yang isinya mendukung Nurdin sudah hadir di GBK. Salah satu spanduk tersebut kemudian diturunkan oleh sejumlah suporter sekitar 30 menit sebelum laga Indonesia kontra Malaysia dimulai.

Namun sehari berselang, spanduk-spanduk tersebut kembali bermunculan. Sejak Kamis (2/12) hingga hari Sabtu (4/12/2010), di sekitaran kantor PSSI setidaknya terlihat lima spanduk berisikan dukungan untuk Nurdin.

Beberapa spanduk tersebut tertulis "PSSI-Yes! Nurdin Halid-Lanjutkan!" dan "Dukung Nurdin, Kibarkan Merah Putih". Tapi berbeda dengan spanduk lain yang langsung diturunkan, spanduk ini bertahan lama di tempatnya.

Perang spanduk terjadi saat Indonesia menjalani laga keduanya menghadapi Laos. Kali ini giliran para suporter yang melancarkan aksi serangan kepada sang ketua umum.

Sekitar 10-15 menit jelang laga itu berakhir, para suporter di tribun belakang gawang selatan mementangkan spanduk berukuran besar bertuliskan "Lindungi Indonesia Dari Godaan Nurdin Yang Terkutuk".

Tak hanya itu para suporter itu pun kerap meneriakkan yel-yel Nurdin turun... Nurdin turun....," di pertengahan laga dan saat Nurdin turun dari tribun kehormatan untuk menyalami para pemain di bench.

Namun spanduk tentangan terhadap kepemimpinan Nurdin Halid di PSSI tersebut tak bertahan lama terpampang di sana. Beberapa orang yang diduga pro Nurdin Halid menurunkan paksa spanduk tersebut.

Fenomena "Perang Spanduk" ini sepertinya akan terus ada selama 'Merah Putih' berlaga di Piala AFF. Jadi kita tunggu saja sajian seperti apa lagi yang bakal dihadirkan Nurdin dan para suporter Indonesia saat laga melawan Thailand, Selasa (7/12) besok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

free counters